Thursday, July 8, 2010

Impian



Kalo ada yang nanya, "Apa sih impian lo yang pengen lo wujudin dalam waktu dekat?"
yah.. mungkin ane bakalan jawab:
"Ane pengen Naik Haji!" (eits..bukan naik pak haji atau bu haji). Alasannya? pengen aja lagian itu kan kewajiban (bagi yang mampu) dan kalo ane mampu ane bakalan wujudin dulu impian yang satu ini. Kali perlu ane bawa sekeluarga buat ikut ane Ibadah Haji. Amin ya Allah..
Trus kalo ada yang nanya lagi, "Nah impian lo selanjutnya apa?"
ane bakalan jawab:
"Ane pengen kuliah ke luar negeri". Alasannya? memperbaiki nasib diri sendiri dan orang-orang sekitar kali ya. Trus, pengen aja cari pengalaman baru hidup mandiri di negri orang. ahaha.. Berat brow!!
Tapi ga apa-apa. namanya juga impian.

Ok. Ngomongin tentang impian, buat apa sih setiap orang itu punya impian?? Impian menurut ane sangat penting. Segimana pentingnya?

"Nothing happens unless first we dream."

- Carl Sandburg

Yupz, tanpa impian kita mungkin aja ga bakalan tau apa tujuan dari hidup kita. Impian itu menurut ane adalah jembatan menuju kebahagiaan. <---- alah.. meni abot.

Singkatnya sih, kalo kita ga punya impian kita ga bakalan punya semangat hidup. Coba aja pikir sendiri. Misalnya gimana kalo keadaan kamu sudah tercapai segalanya. ya, SEGALANYA. Kira-kira apa yang bakalan kamu lakuin? pasti setidaknya kamu ngerasa jenuh. Ya iyalah, soalnya ga ada lagi yang kamu harepin. Kebanyakan sih kalo seseorang udah mencapai semua keinginannya (biasanya) banyak yang rela membuang semua yang pernah ia capai atau bahkan ada yang sampai bunuh diri. naudzu billahi min dzalika. Ikuti cerita di bawah ini.


Tidak Bahagia, Miliuner Austria Jual Semua Hartanya

TELF, KOMPAS.com — Seorang miliuner Austria, Karl Rabeder, memberikan setiap sen kekayaanya senilai total 3 juta poundsterling atau setara Rp 50 miliar setelah menyadari kekayaannya tidak membuat dirinya bahagia.

Rabeder (47), pengusaha sukses dari Telfs, kini tengah menjual vila mewah dengan danaunya serta pemandangan pengunungan Alps yang spektakuler senilai Rp 21 miliar. Dia juga menjual rumah pertanian dari batu serta belasan hektar lahan di sekitaranya di Provence dengan nilai Rp 10 miliar, serta enam koleksi pesawat terbang layang senilai Rp 6 miliar dan sebuah mobil audi mewah senilai Rp 700 juta. Selain itu, dia telah menjual perabot interior dan aksesori bisnis, dari vas hingga bunga artifisial.

"Rencana saya adalah untuk tidak menyisakan apa pun. Tidak memiliki apa pun," katanya kepada The Daily Telegraph pada awal pekan ini. "Uang itu kontraproduktif, uang menghalangi datangnya kebahagiaan."

Ia akan keluar dari rumah mewahnya itu, lalu menyepi ke sebuah pondok kayu kecil yang ciamik di pengunungan tersebut atau ke sebuah rumah sederhana di Innsbruck. Semua hasil penjualan hartanya akan menjadi modal untuk lembaga amal yang dia dirikan di Amerika Tengah dan Latin, tetapi ia tidak akan mengambil gaji dari situ.

"Lama saya meyakini bahwa dengan banyak kekayaan dan kemewahan berarti secara otomatis akan lebih membahagiakan," katanya. "Saya berasal dari kerluarga yang sangat miskin, yang aturanya adalah bekerja lebih keras untuk mencapai hal-hal material yang lebih banyak dan saya melakukan hal itu bertahun-tahun," kata Rabeder.

Namun, dia kemudian merasakan sesuatu yang lain, perasaan yang justru bertentangan dengan keyakinan awalnya. "Semakin sering saya mendengar kata-kata, 'Hentikan apa yang Anda lakukan sekarang, segala kemewahan dan konsumerisme ini, dan mulailah hidupmu yang sesungguhnya,'" katanya. "Saya merasa, saya bekerja laksana budak untuk hal-hal yang tidak saya ingin atau butuh. Saya kira bahwa ada banyak orang lain yang melakukan hal yang sama."

Bagaimanapun, selama bertahun-tahun dia tidak cukup berani untuk menghentikan semua hal yang memerangkap kenyamanan eksistensinya. Akhirnya titik balik itu terjadi saat dia berada dalam liburan selama tiga minggu bersama istrinya di Kepulauan Hawaii.

"Itu merupakan guncangan terbesar dalam hidup saya ketika saya menyadari betapa mengerikan dan tanpa perasaannya kehidupan bintang lima itu," katanya. "Dalam tiga minggu tersebut, kami menghabiskan semua uang yang mungkin dapat Anda belanjakan. Namun, dalam keseluruhan waktu itu, kami merasa bahwa kami tidak menemukan seorang pribadi yang nyata, semuanya aktor. Para staf memainkan peran untuk ramah dan para tamu memainkan peran sebagai orang penting dan tidak seorang pun nyata."

Dia memiliki perasaan bersalah yang sama ketika melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan Afrika. "Saya semakin mendapatkan sensasi bahwa ada hubungan antara kekayaan kami dan kemiskinan mereka," katanya. Tiba-tiba dia menyadari, "Jika saya tidak melakukan ini sekarang, saya tidak pernah melakukan hal ini dalam sisa hidup saya."

Maka, Rabeder memutuskan untuk mengundi rumahnya di Alpine. Ia menjual sebanyak 21.999 tiket lotere, masing-masing hanya seharga 87 poundsterling. Rumah di Provence di Desa Cruis dijual oleh agen properti lokal.

Semua uang akan disalurkan untuk usaha kredit mikro yang menawarkan pinjaman skala kecil kepada warga Amerika Latin dan membangun bantuan strategis untuk pemberdayaan diri orang-orang di El Salvador, Honduras, Bolivia, Peru, Argentina, dan Cile.

Sejak menjual hartanya, Rabeder mengatakan bahwa dirinya merasa bebas, tidak lagi merasa terbebani. Namun, dia mengatakan, ia tidak akan menghakimi orang kaya yang memilih untuk terus menumpuk kekayaan. "Saya tidak punya hak untuk memberikan nasihat bagi orang lain. Saya hanya mendengar suara hati saya."

Raihlah impianmu. tapi setelah semua impianmu terpenuhi janganlah berhenti bermimpi. Hahaha. Maksud ane ngasi cerita di atas cuma mau ngasih contoh kalo impian udah abis orang-orang bisa jadi menderita. Yah yang penting sih sesuatu itu menurut ukurannya, 'n jangan berlebih-lebihan. Sedeng-sedeng aja. <--- (apaan sih?)

"The best thing in every noble dream is the dreamer..."

- Moncure Conway

Yah,, Aku akan berusaha jadi seorang pemimpi!! satu lagi impian terbesar ane: "Masuk ke surga beserta seluruh anggota keluarga" Aamin ya Allah.

Intinya sih jangan berhenti berharap, bermimpi dan lain-lain. Jadikan hidup ini berwarna. Bukan maksud ane menggurui. Ane juga lagi berusaha biar ga kehabisan Impian. Oia, maafin ya kalo tulisan ane agak kacau 'n rada-rada geje. Maafiiiin ya. Ditunggu loh komentar dan sarannya. ^.^V




Wednesday, July 7, 2010

Waspadai makanan kita



setelah saya baca-baca thread di Kaskus, saya menemukan satu postingan yang menarik perhatian saya, yaitu tentang rahasia besar salah satu restoran cepat saji. semua orang pasti tahu produsen penghasil makanan cepat saji yang terkenal akan produk-produk makanan siap sajinya. tau dong berbagai olahan makanan serba ayamnya? semuanya tampak sangat (katanya) enak. kalau saya sih tidak begitu suka dengan berbagai makanan olahan di sana. alasannya? mungkin karena saya tidak terlalu suka jajan di luar.(hahaha..)

kembali lagi kepada masalah olahan ayam di restoran cepat saji tersebut. menurut postingan yang saya baca, ternyata pihak pengelola makanan cepat saji itu tidak memperlakukan ayamnya (ketika ayamnya masih hidup) dengan baik. kandang yang sempit dan kotor membuat ayamnya banyak yang jatuh sakit. sempitnya kandang itu sendiri membuat ayam tak bisa bergerak bebas. bisa dibayangkan mengapa ayam-ayam disana tumbuh dengan gemuknya. belum lagi ayam-ayam di sana divaksin dengan berbagai obat-obatan. penderitaan ayam tak sampai di situ saja. ketika ayam akan disembelih, konon ayam "dicelupkan" dulu pada air yang dialiri dengan listrik setelah sebelumnya digantung dengan keadaan terbalik. setelah itu ayam disembelih sekedarnya. jadi ayam-ayam tidak semuanya langsung mati. sebagian besar ayam-ayam mati secara perlahan-lahan. sungguh mengerikan meskipun yang mati tersebut "hanya" sekedar seekor ayam yang toh sudah kodratnya harus disembelih dan dimakan oleh manusia.

saya teringat dengan proses penyembelihan binatang ternak dalam Islam. di Islam ada ketentuan dalam menyembelih seekor binatang sembelihan. binatang yang akan disembelih hendaknya dipisahkan dari binatang yang lain (dengan tujuan agar binatang lain yang akan disembelih tidak stress melihat peristiwa tersebut). lalu sebelum disembelih hendaklah membaca do'a dengan nama Allah, barulah boleh disembelih. disembelihnya pun harus dengan pisau yang sangat tajam dan disembelih tepat di dekat uratnya dengan tujuan agar binatang cepat mati dan menghindari penderitaan yang cukup lama bagi binatang tersebut. setelah itu barulah boleh diproses untuk selanjutnya dimanfaatkan dagingnya oleh manusia. nah, sejauh pengamatan saya sikap Islam sangatlah terpuji dalam memperlakuan makhluk hidup.

"Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama)Allah, yang tercekik, yang dopukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan pula mengundi nasib dengan azlam."(Q.S Al-Maidah [5]:3)

menurut saya, sesuai dengan ayat di atas, cara penyembelihan yang dilakukan oleh pihak sana (tau lah) tidak termasuk penyembelihan yang baik. mungkin ayam yang dipotong pun sudah masuk dalam kategori bangkai karena kita tidak tahu apakah si penyembelih menyembelih binatangnya mengucapkan doa atau tidak.

lalu umat Islam menurut saya mutlak harus memakan makanan yang halal dan thoyyib. halal berarti diperbolehkan untuk dimakan (sesuai syari'at Islam), sedangkan thoyyib berarti baik, bagus, bergizi dan hal lain-lain yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh. jika melihat kondisi di atas, sepertinya kurang baik apabila kita memakan makanan yang jelas-jelas tidak baik, baik dari segi penyembelihan maupun kondisi binatang tatkala berada di dalam kandang.

uraian di atas hanya pendapat saya saja. maafkan bila ada salah dan silahkan beri komentar atau kritik untuk membangun dan memperbaiki tulisan ini. thanks. Wallahu a'lamu bish showab.