
Kalo ada yang nanya, "Apa sih impian lo yang pengen lo wujudin dalam waktu dekat?"
yah.. mungkin ane bakalan jawab:
"Ane pengen Naik Haji!" (eits..bukan naik pak haji atau bu haji). Alasannya? pengen aja lagian itu kan kewajiban (bagi yang mampu) dan kalo ane mampu ane bakalan wujudin dulu impian yang satu ini. Kali perlu ane bawa sekeluarga buat ikut ane Ibadah Haji. Amin ya Allah..
Trus kalo ada yang nanya lagi, "Nah impian lo selanjutnya apa?"
ane bakalan jawab:
"Ane pengen kuliah ke luar negeri". Alasannya? memperbaiki nasib diri sendiri dan orang-orang sekitar kali ya. Trus, pengen aja cari pengalaman baru hidup mandiri di negri orang. ahaha.. Berat brow!!
Tapi ga apa-apa. namanya juga impian.
Ok. Ngomongin tentang impian, buat apa sih setiap orang itu punya impian?? Impian menurut ane sangat penting. Segimana pentingnya?
Yupz, tanpa impian kita mungkin aja ga bakalan tau apa tujuan dari hidup kita. Impian itu menurut ane adalah jembatan menuju kebahagiaan. <---- alah.. meni abot."Nothing happens unless first we dream."
- Carl Sandburg
Singkatnya sih, kalo kita ga punya impian kita ga bakalan punya semangat hidup. Coba aja pikir sendiri. Misalnya gimana kalo keadaan kamu sudah tercapai segalanya. ya, SEGALANYA. Kira-kira apa yang bakalan kamu lakuin? pasti setidaknya kamu ngerasa jenuh. Ya iyalah, soalnya ga ada lagi yang kamu harepin. Kebanyakan sih kalo seseorang udah mencapai semua keinginannya (biasanya) banyak yang rela membuang semua yang pernah ia capai atau bahkan ada yang sampai bunuh diri. naudzu billahi min dzalika. Ikuti cerita di bawah ini.
TELF, KOMPAS.com — Seorang miliuner Austria, Karl Rabeder, memberikan setiap sen kekayaanya senilai total 3 juta poundsterling atau setara Rp 50 miliar setelah menyadari kekayaannya tidak membuat dirinya bahagia.
Rabeder (47), pengusaha sukses dari Telfs, kini tengah menjual vila mewah dengan danaunya serta pemandangan pengunungan Alps yang spektakuler senilai Rp 21 miliar. Dia juga menjual rumah pertanian dari batu serta belasan hektar lahan di sekitaranya di Provence dengan nilai Rp 10 miliar, serta enam koleksi pesawat terbang layang senilai Rp 6 miliar dan sebuah mobil audi mewah senilai Rp 700 juta. Selain itu, dia telah menjual perabot interior dan aksesori bisnis, dari vas hingga bunga artifisial.
"Rencana saya adalah untuk tidak menyisakan apa pun. Tidak memiliki apa pun," katanya kepada The Daily Telegraph pada awal pekan ini. "Uang itu kontraproduktif, uang menghalangi datangnya kebahagiaan."
Ia akan keluar dari rumah mewahnya itu, lalu menyepi ke sebuah pondok kayu kecil yang ciamik di pengunungan tersebut atau ke sebuah rumah sederhana di Innsbruck. Semua hasil penjualan hartanya akan menjadi modal untuk lembaga amal yang dia dirikan di Amerika Tengah dan Latin, tetapi ia tidak akan mengambil gaji dari situ.
"Lama saya meyakini bahwa dengan banyak kekayaan dan kemewahan berarti secara otomatis akan lebih membahagiakan," katanya. "Saya berasal dari kerluarga yang sangat miskin, yang aturanya adalah bekerja lebih keras untuk mencapai hal-hal material yang lebih banyak dan saya melakukan hal itu bertahun-tahun," kata Rabeder.
Namun, dia kemudian merasakan sesuatu yang lain, perasaan yang justru bertentangan dengan keyakinan awalnya. "Semakin sering saya mendengar kata-kata, 'Hentikan apa yang Anda lakukan sekarang, segala kemewahan dan konsumerisme ini, dan mulailah hidupmu yang sesungguhnya,'" katanya. "Saya merasa, saya bekerja laksana budak untuk hal-hal yang tidak saya ingin atau butuh. Saya kira bahwa ada banyak orang lain yang melakukan hal yang sama."
Bagaimanapun, selama bertahun-tahun dia tidak cukup berani untuk menghentikan semua hal yang memerangkap kenyamanan eksistensinya. Akhirnya titik balik itu terjadi saat dia berada dalam liburan selama tiga minggu bersama istrinya di Kepulauan Hawaii.
"Itu merupakan guncangan terbesar dalam hidup saya ketika saya menyadari betapa mengerikan dan tanpa perasaannya kehidupan bintang lima itu," katanya. "Dalam tiga minggu tersebut, kami menghabiskan semua uang yang mungkin dapat Anda belanjakan. Namun, dalam keseluruhan waktu itu, kami merasa bahwa kami tidak menemukan seorang pribadi yang nyata, semuanya aktor. Para staf memainkan peran untuk ramah dan para tamu memainkan peran sebagai orang penting dan tidak seorang pun nyata."
Dia memiliki perasaan bersalah yang sama ketika melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan Afrika. "Saya semakin mendapatkan sensasi bahwa ada hubungan antara kekayaan kami dan kemiskinan mereka," katanya. Tiba-tiba dia menyadari, "Jika saya tidak melakukan ini sekarang, saya tidak pernah melakukan hal ini dalam sisa hidup saya."
Maka, Rabeder memutuskan untuk mengundi rumahnya di Alpine. Ia menjual sebanyak 21.999 tiket lotere, masing-masing hanya seharga 87 poundsterling. Rumah di Provence di Desa Cruis dijual oleh agen properti lokal.
Semua uang akan disalurkan untuk usaha kredit mikro yang menawarkan pinjaman skala kecil kepada warga Amerika Latin dan membangun bantuan strategis untuk pemberdayaan diri orang-orang di El Salvador, Honduras, Bolivia, Peru, Argentina, dan Cile.
Sejak menjual hartanya, Rabeder mengatakan bahwa dirinya merasa bebas, tidak lagi merasa terbebani. Namun, dia mengatakan, ia tidak akan menghakimi orang kaya yang memilih untuk terus menumpuk kekayaan. "Saya tidak punya hak untuk memberikan nasihat bagi orang lain. Saya hanya mendengar suara hati saya."
Raihlah impianmu. tapi setelah semua impianmu terpenuhi janganlah berhenti bermimpi. Hahaha. Maksud ane ngasi cerita di atas cuma mau ngasih contoh kalo impian udah abis orang-orang bisa jadi menderita. Yah yang penting sih sesuatu itu menurut ukurannya, 'n jangan berlebih-lebihan. Sedeng-sedeng aja. <--- (apaan sih?)
"The best thing in every noble dream is the dreamer..."
- Moncure Conway
Yah,, Aku akan berusaha jadi seorang pemimpi!! satu lagi impian terbesar ane: "Masuk ke surga beserta seluruh anggota keluarga" Aamin ya Allah.
Intinya sih jangan berhenti berharap, bermimpi dan lain-lain. Jadikan hidup ini berwarna. Bukan maksud ane menggurui. Ane juga lagi berusaha biar ga kehabisan Impian. Oia, maafin ya kalo tulisan ane agak kacau 'n rada-rada geje. Maafiiiin ya. Ditunggu loh komentar dan sarannya. ^.^V